Thursday 3 July 2008

Racauan pertama

Alhamdulillah, sudah hampir dua bulan ini saya mengelola VEGA, toko perhiasan perak di pasar deket rumah saya.  Dan Alhamdulillah juga, saya sangat menikmati dua bulan perkembangan ‘bayi’ saya yang satu ini. 

Walaupun belum menikah dan belum memiliki anak, saya sering menganalogikan proses menjalankan suatu bisnis dari nol dengan proses merawat dan memelihara seorang anak. 

Saya sering menyaksikan betapa antusiasnya para orang tua ketika menceritakan tentang kata pertama yang keluar dari mulut kecil sang buah hati. Atau ketika pertamakalinya kaki-kaki kecil sang anak melangkah, walaupun dengan tertatih-tatih.  Atau cerita tentang bagaimana tangan mungil si kecil yang berusaha menyuapkan sendok berisi makanan ke dalam mulutnya.  Setiap hal kecil mengenai buah hati mereka, adalah fantastis. Dan setiap momen yang dihabiskan bersama sang buah hati, menjadi momen indah buat mereka.

Begitu juga perasaan saya mengenai toko saya ini.  Saya menikmati setiap detik waktu yang saya habiskan untuk merawat bayi saya ini.  Ada perasaan antusias yang luar biasa ketika pelanggan pertama mengunjungi toko baru saya.  Perasaan yang sama juga saya rasakan ketika mendapatkan penjualan pertama.

Tadinya saya pikir, perasaan antusias seperti itu hanya akan saya rasakan pada saat minggu2 pertama saja.  Well, ternyata saya salah.  Selalu ada saja moment yang membuat saya merasakan antusiasme yang sulit digambarkan dengan kata2.  Terutama pada saat mencapai milestone tertentu.  Misalnya ketika pertama kalinya omset harian toko menembus angka 500 ribu rupiah, lalu ‘rekor’ tersebut pecah di beberapa hari berikutnya, kemudian pecah lagi beberapa hari berikutnya, lalu pecah lagi…lagi..dan mudah2an akan terus pecah :-D

Tentu saja tidak semua hal selalu menyenangkan seperti keliatannya.  Banyak hal juga yang kadang2 bikin semangat saya turun.  Misalnya pada saat sehari penuh gak ada satupun transaksi terjadi, padahal baru kemarinnya saya merasakan senang luar biasa karena rekor omset yang menembus angka 1 juta rupiah.  Atau pada saat menerima keluhan pelanggan tentang buruknya kualitas produk dagangan saya.  Dan yang paling sering adalah ketika melihat beberapa toko pesaing yang rame kebanjiran pengunjung, sementara toko saya sepi kayak kuburan :-D

Alhamdulillah, ternyata berbagai hal yang tidak menyenangkan tersebut tidak membuat saya gentar tuh.  Saya tahu, masalah2 yang saya hadapi sampai sekarang masih keciiill dibandingkan masalah2 yang akan saya hadapi nantinya.  Nah, untuk bisa menghandle masalah2 besar, saya harus belajar menghandle masalah2 kecil dulu toh??  Gimana nanti saya bisa mengurus puluhan perusahaan saya, kalo sekarang saja saya gak bisa mengurus satu toko yang ukurannya cuma seemprit ini??  Gimana nanti saya bisa mengelola omset perusahaan2 saya yang trilyunan, kalo sekarang saja saya gak bisa mengelola omset yang ‘cuma’ ratusan ribu??  :-)

Well… every great artist was first an amateur, right? :-D

No comments:

Post a Comment